Pelatihan Jurnalistik Pra UKW Difasilitasi PWI Pusat Diikuti 72 Peserta
Surabaya, – Pelatihan Jurnalistik (Pra UKW) Angkatan 57 yang di fasilitasi PWI Pusat di gelar melalui Daring (Zoom) yang diikuti wartawan dari Provinsi Jatim dan Provinsi Banten dengan total peserta 72 orang bersama 3 (tiga) Narasumber yang berkompeten pada bidangnya yakni Profesor Suprapto, Firdaus Komar, dan Djunaedi Tjunti Agus pada Sabtu, (25/05/2024) sekira pukul 08.00 Wib.
Sebelum pelaksanaan Pra UKW dilaksanakan, pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan selanjutnya di buka oleh Firdaus Komar selaku Direktur LUKW PWI Pusat yang memberi arahan dan pengertian terkait Pra UKW. Firdaus Komar dalam pembukaannya mengatakan untuk menjadi wartawan yang profesional harus melalui lembaga uji, dan jika ingin menjadi penguji minimal memiliki nilai rata-rata 80.
“ ada beberapa lembaga uji organisasi kewartawanan yang dapat melaksanakan kegiatan UKW/SKW yang diikuti oleh seluruh wartawan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan sebagainya.” Kata Firdaus Komar saat Daring.
Profesor Suprapto sebagai Narasumber Pemateri Sesi I membahas tentang Kode Etik Jurnalistik, UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, peraturan-peraturan Dewan Pers, P3SPS, Standar Kompetensi Wartawan (SKW) dan PPRA. Sebelum mengawali materi I, Profesor Suprapto menerangkan jika standar Kompetensi Wartawan (SKW) itu adalah amanah dari salah satu Tokoh Pers di Palembang. Dan UU No. 40 Tahun 1999 lahir itu dari Hak Asasi Warga Negara, dan dijelaskan ada belasan kunci kompetensi, serta apa perbedaan media massa dan media sosial, apa itu hak tolak, dan pedoman berita.
Dan seusai Sesi I, kegiatan dilanjutkan kembali oleh Firdaus Komar Selaku Direktur LUKW PWI Pusat untuk mengisi Sesi II dengan Materi penulisan berita, pemilihan diksi, perencanaan liputan, investigasi, editing, dan evaluasi. Dan setelah itu dilanjutkan oleh Djunaedi Tjunti Agus sebagai pemberi materi Sesi III yang menjelaskan teknik wawancara, penuliasan berita (straight news, feature, dan tajuk).
“ untuk straight news jenjang muda agar lebih di perhatikan kelengkapan 5W 1H, dan segitga terbalik, untuk jenjang madya harus diperhatikan hasil wawancara dan ketajaman penulisan dalam mendeskripsikan, dan untuk jenjang utama yang harus diperhatikan adalah menyuarakan sikap tindakan keredaksional, penulisan harus di dukung oleh fakta dan data dalam menyampaikan opininya. Dan ada 5 tips saat wawancara serta 10 langkah wawancara.” Ungkap Djunaedi Tjunti agus. (jo/red)